Desa Sajang merupakan salah satu Desa dari 6 (Enam) Desa yang ada di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, nama Desa Sajang diambil dari Kata-kata Sajian/Sesajen di mana pada zaman dahulu sebelum Orde Baru, menurut sumber Sejarah bahwa Sajang merupakan Pintu Gerbang Utama menuju Danau Segara Anak dan Gunung Rinjani dan di Sajanglah terdapat Mangku Gunung yang bergelar MANGKU ANGIN dan Mangku tersebut adalah orang penghuni pertama Sajang yakni “ TITIK KASTURA “ nama aslinya.
Konon pada waktu itu setiap orang yang hendak ke Danau Segara Anak dan Gunung Rinjani terlebih dahulu memohon restu kepada Sang Mangku yang ada di Sajang dengan menyerahkan Sajian / Sesajen sebagai isyarat memohon Keselamatan dari GANGGUAN Gaib penghuni Gunung Rinjani dan sekitarnya.
Salah satu tradisi yang ada di desa sajang adalah tradisi “Polak Kombong”. Tradisi ini adalah tradisi yang bertujuan untuk membersihkan anak dari marabahaya sekaligus syukuran dikaruniai seorang anak. Polak kombong ini diadakan setelah tradisi mbuang awu (pemberian nama) sampai anak dewasa (sebelum menikah). Hal-hal yang di siapkan pada tradisi ini yaitu kain (kombong), kain tersebut terbuat dari sek-sekan yang menjadi lambang dari tradisi. Kain tersebut yang dipotong pada saat prosesi kemudian dilempar dan ditangkap oleh orang-orang sekitar yang menyaksikan prosesi polak kombong. Kepercayaan masyarakat sajang jika tradisi ini tidak dilakukan maka akan terjadi hal-hal yang mengganjal pada anak yang dilahirkan. Seorang anak akan mengalami seperti tidak tumbuh rambut dan akan terjadi hal lainnya yang tidak diinginkan pada seorang anak.
Desa Sajang, yang terletak di dataran tinggi dekat pegunungan rinjani di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mempresentasikan sebuah desa yang hidup dalam keharmonisan dengan alam sekitarnya. Dikelilingi oleh keindahan alam pegunungan, desa ini menjadi rumah bagi masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian ,perkebunan dan peternakan. Tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kentang tumbuh subur di tanah yang subur, masyarakat desa sajang yang terletak di dataran tinggi dekat pegunungan rinjani, secara khas terlibat dalam sektor perkebunan kopi yang menjadi salah satu identitas utama mereka. Desa ini mencapai ketenaran sebagai produsen kopi dengan tanaman kopi yang tumbuh subur di tanah dataran tinggi, memberikan karakteristik kopi yang khas. Masyarakat Desa Sajang terfokus pada penanaman jenis kopi tertentu, seperti Arabika atau Robusta, yang sesuai dengan kondisi iklim dan tanah yang mendukung. Sektor perkebunan kopi tidak hanya menjadi sumber pendapatan ekonomi, tetapi juga mengukuhkan peran masyarakat Desa Sajang dalam industri kopi lokal, sementara peternakan sapi, kambing, dan ayam memberikan kontribusi penting dalam ekonomi desa.